XL Axiata bukukan laba bersih Rp 547 miliar di Q1 2024, melonjak 168% – Fintechnesia.com

FinTechnesia.com | XL Axiata sukses di awal tahun 2024 dengan kinerja yang solid. Pada kuartal I 2024, perseroan berhasil meraih penjualan sebesar Rp 8,44 triliun, meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year).

Sementara EBITDA sebesar Rp 4,45 triliun, naik 24% year-on-year, margin EBITDA meningkat 5% year-on-year menjadi 52,8%. Kemudian, laba bersih setelah pajak (PAT) sebesar Rp547 miliar juga mengalami peningkatan signifikan secara year-on-year sebesar 168%. Sementara itu, pangsa pendapatan data dan layanan digital terhadap total pendapatan mencapai 93%.

Presiden dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan kuartal pertama tahun 2024 tahun ini sangat istimewa, XL Axiata meraih pendapatan data yang positif dibandingkan kuartal sebelumnya (kuartal 2023), karena dalam beberapa tahun terakhir biasanya kuartal pertama sama.

Pertumbuhan pendapatan data pada kuartal ini merupakan bagian integral dari keberhasilan menjaga harga layanan di tengah dinamisnya dinamika pemilu dan Ramadhan. Sehingga dapat meningkatkan trafik data.

“Selanjutnya, dengan total peningkatan jumlah pelanggan berkualitas dari kuartal IV tahun 2023 yaitu 57,6 juta, kami berhasil mendukung penggunaan layanan. Dengan demikian, kehadiran meningkat sebesar 3,2% dibandingkan kuartal keempat tahun 2023 dan sebesar 18% dibandingkan kuartal pertama tahun 2023. Pada akhirnya, hal ini berkontribusi pada peningkatan Campuran ARPU (pendapatan rata-rata per pengguna) menjadi Rp 44.000. “Angka tersebut merupakan ARPU tertinggi yang dicapai XL Axiata hingga saat ini,” jelas Dian, Senin (29/4).

Pencapaian kinerja tidak lepas dari keberhasilan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan biaya operasional (opex), termasuk menurunkan biaya operasional. Total beban usaha mengalami penurunan sebesar 8% dibandingkan triwulan IV tahun 2023. Penurunan beban usaha yang signifikan terjadi pada beban penjualan dan pemasaran (penjualan dan pemasaran) dan biaya infrastruktur.

Penurunan biaya penjualan dan pemasaran juga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan alat digital MyXL dan aplikasi AXISnet. Meningkatnya penggunaan MyXL dan AXISnet menunjukkan bahwa kedua aplikasi ini mampu meningkatkan pengalaman pelanggan.

Pada akhir Maret 2024, kedua aplikasi tersebut memiliki gabungan 30,3 juta pengguna aktif bulanan. Peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan myXL dan AXISnet mencapai 99% dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Menjaga Kinerja Jaringan Saat Pemilu 2024, Trafik Data XL Axiata Meningkat 11%

Membaiknya kinerja XL Axiata selama tiga bulan pertama tahun 2024 juga tidak lepas dari meningkatnya kinerja layanan konvergensi. Dari sisi layanan konvergensi, sepanjang triwulan I tahun 2024, jaringan konvergensi mencapai 102 kota/kabupaten.

Tingkat penetrasi konvergensi telah mencapai 79% dan jumlah pelanggan mencapai 252.000. Artinya, permintaan terhadap produk FMC XL Satu terus meningkat.

Dari sisi layanan konvergensi, perseroan juga masih menjalani proses transformasi struktural, termasuk rencana pengalihan sekitar 750.000 pelanggan Link Net ke XL Axiata sebagai ServeCo.

Hal ini akan membuka peluang perbaikan di masa depan Cross selling memperluas dan mempercepat pelayanan konvergensi seluler tetap (FMC).Kemudian perusahaan juga dapat meningkatkan sinergi dengan Link Net sebagai FibreCo. Dengan cara ini, kami dapat merespons kebutuhan pasar dengan lebih efisien dan cepat koneksi broadband tetap. Hal ini juga berkontribusi pada peningkatan berkelanjutan kualitas pengalaman pelanggan.

Tentang penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI), perusahaan menggunakan AI untuk membuka peluang baru di dalamnya negara Industri telekomunikasi sangat dinamis.

Perusahaan telah menerapkan AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, termasuk mempersonalisasi layanan dan mengembangkan serta merekomendasikan produk berdasarkan kebutuhan pelanggan, sehingga meningkatkan akurasi lokasi. halaman BTS dan meningkatkan efisiensi operasional, termasuk optimalisasi proses dan pengurangan proses manual.

Salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Hasilnya, data skor promotor bersih (NPS) meningkat secara signifikan. Dengan demikian, hal ini mendukung penggunaan layanan dan pada akhirnya membantu meningkatkan pendapatan. Strategi ini juga akan diterapkan pada tahun 2024.

Hasil penerapan strategi digital melalui analisis data juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di bidang bernilai tinggi dan membangun jaringan, termasuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen pelanggan.

Data analisis ini juga memungkinkan XL Axiata untuk dievaluasi indikator kinerja utama (KPI) dalam segala aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran dan loyalitas pelanggan sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang pada waktu yang tepat.

Dari sisi infrastruktur, XL Axiata juga masih terus membangun jaringan selama tiga bulan pertama tahun 2024. Untuk itu, jumlah BTS meningkat 9,6% year-on-year menjadi total 163.106 unit. Termasuk 107.906 unit BTS 4G, sedangkan tingkat konektivitas dengan jaringan optik mencapai 62% (berserat).

Secara teknis, fiberisasi merupakan upaya modernisasi jaringan dengan menghubungkan BTS melalui jalur optik, termasuk regenerasi perangkat BTS. Contohnya adalah mengganti perangkat yang saat ini menggunakan gelombang mikro dengan perangkat fiber. Fiberisasi dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas jaringan data dan persiapan implementasi 5G di masa depan.

XL Axiata berkomitmen untuk melakukan upaya peningkatan kualitas jaringan sebagai pendukung utama upaya peningkatan pengalaman pelanggan. Komitmen XL Axiat untuk memperkuat jaringan tercermin dari alokasi belanja modal (capex) sebesar Rp 8 triliun pada tahun ini.

XL Axiata juga terus melanjutkan inisiatif investasi pengembangan jaringan untuk mendukung kualitas layanan yang lebih baik dan meningkatkan pemanfaatan jaringan yang terus berkembang.

Posisi keuangan XL Axiata pada akhir Maret 2024 sehat, dengan utang bruto tercatat Rp 11,24 triliun, utang bersih Rp 10,09 triliun. Perbandingan transfer utang bersih ke EBITDA (termasuk sewa keuangan) 2,52 kali.

XL Axiata berhasil melakukan pengelolaan utang yang baik dengan tidak memiliki utang dalam mata uang asing dan menempatkan utang yang lebih besar dengan tingkat bunga tetap. 54% pinjaman yang ada memiliki suku bunga tetap (tetap) dan 46% pinjaman memiliki suku bunga variabel (mengapung). Pergerakan uang bebas (FCF) berada pada level sehat dengan peningkatan 10% menjadi Rp 2,4 triliun. (kai)

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *